Memerangi Riba dengan Baitulmaal Keluarga

Memerangi Riba dengan Baitulmaal Keluarga

Oleh : Muhammad Naufal Taftazani




www.mediaseputar.com - 24 Juni 2023.
Sebagian orang islam sudah terbiasa berkecimpung dan bermain dengan riba, hingga pada suatu titik hampir mereka tidak merasakan apapun, tidak ada rasa takut lagi, alih-alih rasa takut, bahkan mereka mulai menganggap sama antara Riba dan Jual Beli. Hal ini sudah diramalkan sejak lama oleh Rasulullah namun hadits tersebut sudah banyak dilupakan banyak orang.

Bagi orang-orang yang mendakwahkan keharaman riba, itupun akan diserang dengan berbagai cercaan dan celaan dengan julukan sok suci, atau bahkan omdo tanpa solusi. Saat saya melirik kepada Lembaga Keuangan yang berlabel Syariah entah itu bank atau baitulmaal ternyata isinya tidak jauh beda dengan konvensional yang berbisnis uang untuk mencari uang, hanya berganti bahasa saja, memberi pinjaman dengan margin 50 hingga 100 persen. Hal ini membuat saya semakin miris, apakah tidak ada lembaga keuangan yang benar-benar 'tabarru' atau berniat menolong?

Berangkat dari keprihatinan mendalam dan untuk membuktikan apakah bisa lembaga keuangan berjalan dan berkembang secara murni tanpa menarik bunga, administrasi, denda atau hal-hal yang dapat menjadikan tidak seimbang suatu timbangan utang piutang, maka bermodal uang 300 ribu rupiah saya memulai suatu Baitulmaal pribadi saya beri nama Baitul Maal An Nashr. kira-kira disekitar tahun 2018-2019.

Saya meminjamkan uang kepada orang awalnya hanya kerabat yang memerlukan keuangan tanpa bunga dan denda sepeserpun, mereka yang meminjam dapat menyicil tanpa ada target bulanan, yang penting ada cicilan masuk tiap bulan. Dan sampai saat ini saya pun tidak menarik margin keuntungan apapun dari pinjaman, pembiayaan modal ataupun murabahah. Bukannya tidak diperbolehkan, mengambil margin dari pembiayaan jual beli boleh boleh saja, tapi dalam baitulmaal saya, murni saya tidak mengambil margin keuntungan apapun karena baitulmaal ini adalah tempat 'investasi akhirat' saya. Saya hanya mempersilahkan bagi peminjam untuk berinfaq, namun itu tidak pernah saya wajibkan dan tidak pernah saya utamakan, karena saya lebih mengutamakan infaq dari pribadi dan kerabat terdekat yang memang memiliki visi misi yang sama kuat dengan saya.




Dari 1 orang, berkembang jadi 3 orang, hingga saat ini ada lebih dari 20 orang yang masih saya beri pinjaman dengan total asset kas dan pinjaman hampir 13 Juta Rupiah selama 3 (tiga) tahun dengan saya lakukan dari infaq saya, bersama kerabat dan beberapa orang yang memiliki visi misi sama. Saya sangat terobsesi dengan memerangi riba bahkan saya memprogramkan bonus potongan bulanan kepada setiap orang yang meminjam.

Apakah semua peminjam lancar membayar ? memang ada beberapa pembayaran yang macet. Secara matematis jika ada pinjaman macet memang membebani neraca keuangan namun jika kita analisis ada hal yang baik tetap kita rasakan dari memberikan pinjaman meskipun macet :
1. Kita bisa menilai karakter seseorang;
2. hal ini tidak memutus silaturahim terhadap orang-orang yang memiliki pinjaman macet, karena adanya alasan silaturahim dan pembinaan lanjutan terhadap mereka, dengan catatan tentu bagi yang mendapat tanda 'macet' tidak mungkin untuk mendapat tambahan pinjaman, namun kita bisa membantu mencari solusi kesulitan ekonomi mereka.
3. Peminjam yang macet mereka tetap mendapatkan program potongan pinjaman yang semakin lama berjalannya waktu utang tersebut akan semakin habis, hal ini membuka peluang kita untuk bersedekah terhadap mereka, dan mengetahui masalah yang menjadi penyebabnya.

Nah pertanyaannya Program seperti ini darimana uangnya ? bagaimana bisa terus berkembang ?
Uangnya dari kita memotong infaq dari penghasilan kita sendiri! Ingat Allah tidak pernah kurang dalam memberikan rezeki kepada kita, tinggal kitanya saja yang melakukan budgeter secara sehat dan berkah seperti apa. Bahkan jika anda memiliki kelebihan uang bulanan 100 ribu anda bisa memulai, siapa bilang dengan uang 100 ribu tidak bisa memulai Baitulmaal ? Ya bagi sebagian besar orang uang 100 ribu tidak bermanfaat, tapi tidak sedikit juga yang merasa senang dipinjami uang 100ribu, tanpa bunga, anggaplah jika macet maka kita punya alasan untuk menanyakan kabar teman, tidak dilunasipun tidak masalah, karena kita beramal bukan untuk menolong orang atau merubah sifat orang, uang sebesar itu tidak ada artinya bagi sebagian besar orang, tapi jika dilandasi semata-mata karena mencari Ridha Allah insyaAllah akan menjadi amal pahala yang besar.




Faktanya dengan cara seperti itu, program ini tidak berhenti dan terus berkembang, anda bisa bayangkan saya dengan kekuatan satu orang saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa memberikan pinjaman secara pribadi ke dua puluh orang dengan nilai total tidak kurang dari 13 Juta Rupiah tanpa bunga dan denda. Memang iya pinjamanya kecil-kecil, kisaran 300ribu hingga 1Juta Rupiah, Namun saya menunjukkan bukti bahwa bisa dan ada program seperti ini bisa terus berjalan.
Saya bercerita ini bukan mau sombong atau diperhatikan tidak, tapi saya mengharap banyak orang yang memulai dan merintis sistem Baitulmaal Keluarga ini, atau jika mau serius buat didalam jama'ah perkumpulan, masjid-masjid. Bayangkan tidak hanya satu orang, ada 10 orang seperti saya, kita bisa menangani ratusan bahkan bisa ribuan orang, bayangkan jika ini ada disetiap keluarga-keluarga, sepertinya kita tidak perlu lagi ada cerita dengan riba.