Rapat Koordinasi Forkompimda Banyuwangi di Command Center Polresta Banyuwangi |
BANYUWANGI – www.mediaseputar.com | Demi menjaga kondusifitas wilayah Banyuwangi, Tabligh Akbar yang sedianya akan menghadirkan Imaduddin Utsman dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di RTH Maron, Kecamatan Genteng, diputuskan batal menghadirkan tokoh kontroversial tersebut. Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi lintas sektoral yang digelar di Ruang Command Center Polresta Banyuwangi pada Senin (21/10/2024).
Rapat tersebut dihadiri oleh Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol. Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., Dandim 0825 Letkol Arh Joko Sukoyo, S.Sos., M.Han., Kepala Bakesbangpol R. Agus Mulyono, S.Sos., M.Si., Ketua MUI Banyuwangi KH. Muhaimin Asmuni, serta sejumlah tokoh agama dan ketua panitia acara.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra, menegaskan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan untuk mencari solusi terbaik demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Banyuwangi. “Polri bersama Forkopimda memiliki tanggung jawab untuk menjaga kedamaian dan keamanan di Banyuwangi. Segala potensi persoalan harus diselesaikan bersama, agar kegiatan yang positif seperti Tabligh Akbar dan Sholawatan tidak malah menjadi pemicu perpecahan,” jelasnya.
Dalam rapat tersebut, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Arh Joko Sukoyo juga menyampaikan komitmennya untuk bersinergi dengan Polri dalam menjaga kondusifitas wilayah. Ia menjelaskan bahwa masyarakat yang kontra terhadap kehadiran Imaduddin Utsman sepakat jika dialog terkait Nasab Ba’alawi dilakukan secara tertutup, dengan mempertimbangkan sensitivitas topik tersebut.
Senada dengan hal itu, Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, Dr. Chaeroni Hidayat, mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama. “Kondusifitas Banyuwangi sangat mahal harganya. Kita harus menghormati keyakinan setiap pihak dan menghindari dialog terbuka yang dapat memicu ketegangan,” ujarnya.
Wakil Ketua MUI Banyuwangi, KH. Muhammad Maksum, juga menekankan bahwa Tabligh Akbar sebaiknya tidak dijadikan ajang untuk membahas hal-hal yang berpotensi meretakkan ukhuwah Islamiyah. Ia menyarankan agar jika ada pembahasan terkait Nasab, sebaiknya dilakukan dalam bentuk dialog ilmiah dengan audiens yang terbatas dan kompeten.
Penyampaian Aspirasi oleh M. Naufal Taftazani, salah satu perwakilan yang menolak |
Advokat M. Naufal Taftazani, turut menyampaikan aspirasi penolakan atas rencana kehadiran KH. Imaduddin untuk berceramah di RTH Maron. Menurutnya, penolakan ini bukan terhadap kegiatan Tabligh Akbar itu sendiri, melainkan terhadap konten ceramah yang disampaikan oleh Imaduddin. "Kita tidak menolak kegiatan Tabligh Akbar, tapi ini kan Imaduddin yang dibahas selalu tentang Nasab Ba'alawi tapi kok dibicarakan ke orang-orang umum? Kenapa kok terkesan mau memanas-manasi masyarakat umum? Tolong jangan menyeret masyarakat yang tidak tahu apa apa ikut permasalahan ini. Kalau mau membahas Nasab Ba'alawi ya lakukan di forum yang tepat dengan orang-orang yang punya otoritas, kan harusnya sesuai tupoksinya, kan ada Rabithah Alawiywah, silahkan berdiskusi, berdebat dengan Rabithah, Imaduddin kan sudah diundang Rabithah tapi tidak hadir. Ini kalau ceramah khalayak publik bukan lagi diskusi ilmiah, ini bisa mengganggu dan memprovokasi masyarakat," jelas Naufal.
Penandatanganan Kesepakatan |
Dalam rapat koordinasi ini, kesepakatan akhirnya dicapai untuk tidak menghadirkan Imaduddin Utsman dalam acara Tabligh Akbar pada tanggal 22 Oktober 2024. Sebagai gantinya, KH. Zulkarnain akan menggantikan beliau dengan kesepakatan untuk tidak membahas isu-isu kontroversial yang dapat memicu ketegangan. Kegiatan seminar ilmiah dapat dilaksanakan di tempat tertutup dengan peserta terbatas yang relevan dengan topik yang akan dibahas. Kesepakatan ini ditandatangani oleh seluruh perwakilan yang hadir, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga panitia acara.
Dengan adanya keputusan ini, telah mencairkan ketegangan yang berlangsung beberapa hari terakhir dan diharapkan semua pihak dapat memahami dan mematuhi kesepakatan yang telah dibuat demi terciptanya keamanan dan ketertiban di Banyuwangi. Komitmen bersama ini menunjukkan bahwa seluruh elemen masyarakat Banyuwangi siap bekerja sama untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan di daerahnya.
Reporter: Agus | www.mediaseputar.com