Foto Penolakan Keras kehadiran Imaduddin di Banyuwangi |
Penolakan Kehadiran Imaduddin di Banyuwangi Mencuat, Laskar Pemuda Islam Banyuwangi : Kami tolak Aktor Adu Domba !
Banyuwangi, 18 Oktober 2024 - Kontroversi seputar rencana kehadiran Imaduddin di Banyuwangi semakin memanas, terutama setelah adanya isu sang aktor yang dijadwalkan untuk hadir pada 22 Oktober 2024. Gelombang penolakan ini didorong oleh munculnya petisi yang dimulai oleh Laskar Pemuda Islam Banyuwangi, yang menyatakan bahwa Imaduddin adalah sosok yang patut dijauhi dari wilayah mereka.
Laskar Pemuda Islam Banyuwangi, yang diinisasi oleh Lukman M, seorang aktivis yang dikenal cukup vokal dalam menanggapi isu-isu sosial dan keagamaan, secara terbuka menyuarakan keberatannya terhadap kehadiran Imaduddin. Mereka menuduhnya sebagai "aktor pembegal nasab" dan "aktor adu domba antar umat." Dalam pernyataan resmi mereka, Laskar Pemuda Islam menyebutkan bahwa tindakan-tindakan Imaduddin selama ini telah menimbulkan keretakan dan konflik yang tidak perlu di antara komunitas umat beragama di Indonesia. Mereka melihat Imaduddin bukan hanya sekadar figur kontroversial, tetapi seseorang yang menjadi ancaman bagi harmoni sosial yang tengah dijaga di Banyuwangi.
Kontroversi Imaduddin dan Potensi Konflik
Imaduddin, seorang tokoh yang tidak asing lagi dalam berbagai perdebatan di tingkat nasional, dikenal sebagai figur yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait hubungan antar umat beragama. Tuduhan sebagai "pembegal nasab" merujuk pada dugaan bahwa Imaduddin seringkali terlibat dalam narasi yang mengaburkan garis keturunan tokoh-tokoh agama, yang membuat keresahan di kalangan masyarakat yang memegang kuat tradisi dan kehormatan nasab. Selain itu, tuduhan sebagai aktor "adu domba antar umat" merujuk pada sikap dan pernyataan Imaduddin yang dianggap menghasut dan mengadu domba antar golongan agama, yang memperparah situasi konflik di berbagai daerah.
Rencana kehadirannya di Banyuwangi, khususnya di Maron, Genteng, pada 22 Oktober 2024 mendatang telah memicu keresahan di masyarakat. Banyak yang khawatir bahwa kedatangannya dapat memantik ketegangan baru dan mengganggu kestabilan sosial yang selama ini dijaga. Beberapa tokoh masyarakat menyatakan bahwa potensi konflik bisa saja meningkat apabila kedatangan Imaduddin tidak dicegah.
Warga Banyuwangi Menolak Keras Kehadiran Imaduddin
Penolakan ini tidak hanya datang dari Laskar Pemuda Islam, tetapi juga didukung oleh sebagian warga Banyuwangi, dibeberapa jejaring sosial media telah bermunculan foto foto penolakan dengan tulisan seperti "Tolak Kehadiran Imaduddin, Sang Pemecah Belah Umat" dan "Jaga Kedamaian Banyuwangi, Katakan Tidak pada Imaduddin".
Beberapa warga yang diwawancarai mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa kehadiran Imaduddin hanya akan membawa perpecahan dan kebencian di tengah masyarakat yang selama ini hidup harmonis.
Petisi Penolakan: Menjaga Kedamaian Banyuwangi
Petisi yang diinisiasi oleh Laskar Pemuda Islam Banyuwangi mulai digulirkan pada 18 Oktober 2024 dan telah menarik perhatian banyak orang. Petisi tersebut menuntut pemerintah daerah, pihak keamanan, dan seluruh masyarakat untuk bersatu menolak kehadiran Imaduddin. "Kami menuntut penolakan atas kehadiran Imaduddin yang telah dikenal sebagai aktor pembegal nasab dan aktor adu domba antar umat. Aksi-aksi tersebut telah menimbulkan keretakan dan konflik yang tidak perlu antara umat beragama. Oleh karena itulah, kami mendesak semua pihak yang terlibat untuk menolak kehadiran Imaduddin demi menjaga keutuhan dan kedamaian kita bersama," bunyi pernyataan dalam petisi tersebut.
Petisi tersebut terdapat pada link berikut : https://www.change.org/p/menolak-kehadiran-imaduddin-sebagai-aktor-pembegal-nasab-dan-adu-domba
Petisi ini telah mendapatkan dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat. Dalam waktu singkat, ratusan tanda tangan berhasil dikumpulkan, menunjukkan betapa besarnya penolakan terhadap kehadiran Imaduddin. Mereka berharap bahwa suara mereka akan didengar oleh pihak-pihak yang berwenang, sehingga acara yang akan digelar pada 22 Oktober nanti bisa dibatalkan demi menjaga keamanan dan kenyamanan warga Banyuwangi.
Harapan Warga dan Langkah Selanjutnya
Situasi ini menjadi ujian bagi pemerintah daerah dan aparat kepolisian untuk sigap dan memastikan Imaduddin tidak diizinkan membuat kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban.
Laskar Pemuda Islam Banyuwangi juga berharap bahwa petisi yang mereka mulai akan menjadi simbol perlawanan terhadap tokoh-tokoh yang dianggap dapat merusak persatuan umat. Mereka mengajak seluruh warga untuk terus mendukung upaya penolakan ini dan menjaga solidaritas. "Tandatangani petisi ini untuk membantu upaya kami menjaga kedamaian di Banyuwangi," ajakan yang terus mereka gaungkan melalui media sosial dan forum-forum masyarakat.
Kehadiran Imaduddin yang dinilai kontroversial dan penuh dengan potensi konflik ini tampaknya masih akan menjadi perdebatan hingga beberapa hari ke depan, dengan warga yang berharap bahwa keputusan yang diambil dapat menghindarkan Banyuwangi dari ketegangan dan perpecahan. Bagaimanapun, seluruh pihak berharap agar Banyuwangi tetap menjadi tempat yang aman dan damai bagi seluruh warganya.
(Lukman M.)