Warga Desa Labanasem, Kec. Kabat Gelar Istigosah dalam rangka keselamatan Desa terutama dari kerusakan yang diakibatkan oleh Peredaran Miras

 

Warga Desa Labanasem, Kec. Kabat Gelar Istigosah dalam rangka keselamatan Desa terutama dari kerusakan yang diakibatkan oleh Peredaran Miras

Mediaseputar.com – Berita Banyuwangi

Istigosah Warga Desa Labanasem


Sekelompok Warga dari wilayah sekitar Desa Labanasem, Kec. Kabat, Kab. Banyuwangi berkumpul pada hari Senin malam (27/12) dalam rangka mendoakan keselamatan Desa dan Warga terutama dari kerusakan yang diakibatkan oleh peredaran Miras.

Kegiatan Istigosah ini pada dasarnya merupakan kegiatan rutin dari warga Desa Labanasem setiap Senin Malam Selasa, yang pada saat ini kebetulan bertempat di Masjid Baitul Muttaqin, Dusun Laban Sukadi, Desa Labanasem, Kec. Kabat.

Secara khusus, Kegiatan Istighosah kali ini sengaja dimaksudkan untuk menolak dan mendo'akan pihak-pihak yang berusaha merusak generasi dengan mengedarkan miras termasuk pihak-pihak yang mendukung peredaran miras tersebut agar dengan segera menghentikan kegiatannya, dan apabila pihak-pihak tersebut tidak berhenti dari perbuatan tersebut (mengedarkan miras) para jama’ah istigosah mendoakan agar pihak-pihak tersebut mendapatkan balasan Adzab oleh Allah SWT.

Di Dusun Laban Sukadi, Desa Labanasem sendiri, terdapat salah satu Toko Penjual MIRAS yaitu Toko Banyu Urip yang diberitakan sebelumnya bahwa telah melanggar PERDA  sehingga dilakukan penyegelan / penutupan tempat usaha oleh Satpol PP Banyuwangi pada hari Jum’at 10 Desember 2021.

Pengakuan beberapa Ustadz mengungkapkan bahwa MIRAS dikonsumsi oleh santri-santri Usia SD, SMP, dan SMA (Dibawah Umur)

Ust. Syam (Kanan) mengeluh santrinya habis gara-gara Mabuk Miras


Ustadz, diantaranya ust. SYAM, dan ust. Hariyanto, keduanya mengungkapkan bahwa semenjak maraknya peredaran Miras di desa tersebut, banyak sekali santri-santri yang notabene masih usia SD, SMP dan SMA yang membeli minuman keras, bahkan dikarenakan banyaknya santri yang mabuk, para ustadz menceritakan santri-santrinya banyak hilang (tidak hadir mengaji, red).

 Reporter : SUTRIS